Peran Keluarga dalam Membangun Kebudayaan sebuah Refleksi Bedah Buku 'The Lost Home' di Bojonegoro

Bedah buku 'The Lost Home' oleh penulis lokal Bojonegoro

Dalam sebuah upaya untuk memperkuat keberadaan keluarga sebagai inti dari kebudayaan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Bojonegoro mengadakan acara Ngobrol Asyik yang mengangkat buku berjudul 'The Lost Home' karya Fillah. Acara ini diadakan pada Senin, 5 Februari 2024, di Pendopo Malowopati Gedung Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. Hadir dalam kegiatan ini adalah sejumlah tokoh masyarakat termasuk Pj Ketua TP PKK Bojonegoro, Dian Adiyanti Adriyanto, Kepala Dispusip Bojonegoro, Psikolog Klinis RSUD Sosodoro Djatikoesoemo, Rosalina Dewi, serta para ibu dari TP PKK Bojonegoro. Narasumber utama acara adalah penulis buku tersebut, Fillah.

Erick Firdaus, selaku Kepala Dispusip, menjelaskan bahwa bedah buku ini bukan hanya sekedar diskusi mengenai isi buku, tetapi juga merupakan upaya untuk memperkenalkan isi buku kepada calon pembaca. Diskusi juga memfokuskan pada latar belakang penulis, termasuk alasan di balik judul yang diambil, tujuan penulisan buku, serta inspirasi yang terkandung di dalamnya. Dalam konteks buku 'The Lost Home', Erick menekankan bahwa buku ini mengangkat tema tentang retaknya rumah tangga akibat campur tangan pihak ketiga, baik dari faktor eksternal maupun internal.

Dian Adiyanti Adriyanto, yang hadir sebagai Pj Ketua TP PKK Bojonegoro, menyampaikan apresiasinya terhadap acara bedah buku ini. Menurutnya, di era informasi saat ini, masyarakat dituntut untuk lebih responsif terhadap perkembangan dan perubahan informasi dalam kehidupan sehari-hari. Dia juga menekankan bahwa dunia global memerlukan kesadaran diri untuk terus meningkatkan kemampuan dan wawasan, salah satunya melalui pengambilan ilmu dan hikmah dari buku.

Dalam sambutannya, Dian Adiyanti juga memberikan pesan kepada para ibu sebagai wanita, ibu, dan istri, bahwa setiap individu memiliki cerita hidupnya masing-masing. Pernikahan, menurutnya, merupakan ibadah yang panjang, dan ia yakin bahwa setiap ibu yang hebat akan mampu menghasilkan kebahagiaan bagi keluarganya. Ia juga menekankan pentingnya komitmen, komunikasi, dan kesabaran sebagai pondasi kuat dalam membangun rumah tangga yang harmonis.

Fillah, penulis buku 'The Lost Home', menjelaskan bahwa inspirasi untuk menulis buku ini datang dari kisah nyata seorang teman. Buku ini mengisahkan tentang dinamika rumah tangga beserta segala permasalahannya. Fillah juga menekankan bahwa buku ini tidak hanya memberikan pelajaran hidup, tetapi juga menginformasikan pentingnya menjaga kesehatan mental. Ia berharap pembaca dapat mendapatkan pengalaman baru dalam membaca buku ini.

Dari acara Ngobrol Asyik buku 'The Lost Home' ini, tergambar betapa pentingnya peran keluarga dalam membentuk dan mempertahankan kebudayaan. Keluarga merupakan institusi pertama di mana nilai-nilai dan norma-norma budaya ditanamkan, dan melalui pembahasan buku semacam ini, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami pentingnya menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga sebagai fondasi utama dalam membangun kebudayaan yang kokoh dan berkelanjutan.